Charity Act ASSA 2022 “Eco-Pesantren”: Menanamkan Pola Pikir Kritis dan Kesadaran akan 3R (Recycle, Reduce dan Reuse) pada Santri Pondok Pesantren Modern Tazakka.
Pada tanggal 3 dan 4 Juni 2022, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Program Studi Magister Pengkajian Amerika, Departemen Antarbudaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Pondok Modern Tazakka, Batang – Jawa Tengah. Acara yang berlangsung selama dua hari, yaitu pada hari Jumat dan Sabtu, bertema “Eco-Pesantren” atau pesantren yang ramah lingkungan ini terlaksana melalui serangkaian kegiatan yang berfokus pada penanaman pola pikir kritis dan kesadaran akan pentingnya pengetahuan mengenai 3R: Recycle, Reduce dan Reuse. Aktifitas pengabdian kepada masyarakat diisi dengan tiga program utama, yakni Kelas Bahasa Inggris bertema lingkungan hidup (Green Living English), Seminar berjudul “We Are How We Manage Our Waste“, dan Focus Group Discussion (FGD) yang membawakan topik tentang masalah lingkungan hidup dan sampah di sekitar dan pemecahan permasalahan tersebut.
Dalam acara Kelas Bahasa Inggris (Green Living English), mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Magister Pengkajian Amerika mengajar pelajaran Bahasa Inggris dengan tema “How to Recycle” (Bagaimana Cara Mendaur Ulang) kepada para santriwan Kelas 6 KMI PM Tazakka. Para santriwan yang berjumlah 77 orang diajari menjelaskan dan memperagakan 3R (Reduce, Recycle, and Reuse) dengan menggunakan kosa kata dan istilah – istilah yang sesuai dalam Bahasa Inggris yang kemudian dipresentasikan secara singkat oleh beberapa peserta kegiatan yang merupakan perwakilan dari 6 kelompok. Sedangkan dalam acara Seminar, para santriwan PM Tazakka diberi wawasan bagaimana orang-orang di Amerika menjaga lingkungan hidup dan mengorganisir sampah mereka oleh pemateri yang juga salah satu dosen Program Studi Pengkajian Amerika, Bapak Achmad Munjid, Ph.D. Hari berikutnya, para santriwan dibimbing oleh Tim PkM UGM dalam Focus Group Discussion untuk memecahkan masalah lingkungan hidup dan sampah yang nyata dan terjadi di Kota Yogyakarta, yaitu ditutupnya TPU Piyungan karena sampah yang ditampung sudah melebihi kapasitas. Hasil diskusi yang merupakan solusi untuk permasalahan tersebut kemudian dibuat ke dalam bentuk mind-map dan para peserta kegiatan mempresentasikan ide solusi dari masing-masing kelompok di depan peserta kegiatan lainnya.
Selama acara berlangsung, para santriwan Tazakka nampak sangat antusias dan semangat. Begitu juga dengan Tim PkM UGM yang nampak tak kenal lelah membimbing para santriwan selama kegiatan berlangsung. Sebagai bentuk apresiasi terhadap antusiasme para peserta, Tim PkM UGM memberikan penghargaan untuk 3 kelompok peserta dengan presentasi dengan solusi terbaik hasil dari kegiatan FGD, serta 6 buah penghargaan bagi peserta kegiatan yang teraktif, terantusias, dan terkreatif.
Direktur KMI PM Tazakka, KH. M. Bisri, S.HI., M.SI, menyambut baik acara ini. “Saya berharap acara yang diselenggarakan UGM Yogyakarta dapat memperluas wawasan santri-santri Tazakka mengenai lingkungan hidup,” harapnya.
Di akhir acara, Ketua Tim PkM Program Studi Magister Pengkajian Amerika FIB UGM Yogyakarta memuji Tazakka sebagai host yang istimewa. “Dukungan Ponpes Tazakka sangat baik: tempat acara, akomodasi dan transportasi, jamuan, dan hospitality yang tulus dari pengurus, ustad (guru), dan santri. Ini merupakan contoh yang ideal bagi bentuk sinergi antara UGM sebagai penyelenggara dan Ponpes Tazakka sebagai mitra,” akunya.
Ratu Nadhirah El Sarah, S.Hum., selaku Wakil Koordinator Acara PkM UGM mengungkapkan kebahagiaannya karena acara di Tazakka terlaksana dengan sangat baik. “Capaian Charity Act melebihi ekspektasi. Tingkat partisipasi santri yang tinggi disertai positive attitude to learn (antusiasme, daya serap, daya pikir, dan daya sebar, kepercayaan diri, dan kreativitas) sangat mendukung capaian ini,” ungkapnya.
Dengan acara pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan kesadaran untuk mengaplikasikan prinsip 3R (Recycle, Reduce dan Reuse) di lingkungan pesantren untuk tumbuh kembang dan menjadi tradisi yang terus dilestarikan para santri.